MTSN SDA

Minggu, 12 Februari 2012

PERBEDAAN PENDIDIKAN INDONESIA DAN AMERIKA

A.  Sistem Pendidikan Di Indonesia
Berbicara soal pendidikan, didalamnya tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab pemerintah terhadap peningkatan kualitas SDM di indonesia. Termasuk juga peranan masyarakat sebagai pelaku utama pendidikan. Kesadaran masyarakat bahwa pendidikan bukan sekedar formalitas belaka namun mengerti dan memahami dengan benar bagaimana berinvestasi pada pendidikan. Peranan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan pendidikan tidak akan maksimal tanpa partisipasi masyarakat didalamnya, mengingat adanya pemikiran yang berkembang di kalangan masyarakat untuk investasi didunia kerja (bekerja atau lainnya) daripada investasi pendidikan. Mungkin masih dapat diterima jika mengacu pada masyarakat yang kurang mampu.
Education In Indonesia, Sistem Pendidikan Di Indonesia. Seperti apakah pendapat Anda tentang Education In Indonesia? Mari kita ketahui bagimana sistem education in Indonesia atau pendidikan di indonesia
Pendidikan di Indonesia adalah tanggung jawab dari  Departemen Pendidikan Nasional Indonesia , sebelumnya adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia yang di programkan oleh pemerintah adalah semua warga negara harus melakukan setidaknya sembilan tahun pendidikan wajib, di mulai enam tahun pada tingkat SD dan selanjutnya tiga tahun di bangku SMP.
Pendidikan sendiri telah didefinisikan sebagai sebuah upaya yang direncanakan untuk mendirikan suatu lingkungan belajar dan proses kegiatan pendidikan sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan / potensi nya yang ada pada dirinya sendiri untuk mendapatkan tingkat religius dan spiritual, kesadaran, kepribadian, kecerdasan, perilaku dan kreativitas untuk dirinya sendiri, lainnya warga negara dan untuk bangsa. Konstitusi juga telah  mencatat kalau pendidikan di Indonesiasecara garis besar telah dibagi menjadi dua bagian yaitu pendidikan formal dan non-formal. SElanjutnya pendidikan formal juga masih dibagi lagi menjadi tiga level yaitu, tingkat primer, sekunder dan pendidikan tinggi.
Sekolah sekolah yang ada di Indonesia dijalankan baik oleh pemerintah (Negeri) atau pribadi (Swasta). Beberapa sekolah dari swasta menyebut diri mereka sebagai "sekolah nasional plus" yang berarti bahwa mereka melampaui ketentuan minimum pemerintah, terutama dalam kaitannya dengan penggunaan kurikulum bahasa Inggris atau internasional di samping kurikulum nasional.
Banyak sudah kita dengarkan saran dan kritik untuk mengatasi persoalan pada sistem pendidikan kita. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, topik-topik tersebut mengalami ketidakpastian dalam pengaplikasiannya. Tampaknya kita berputar-putar dalam lingkaran dan maju secara perlahan jika kata “kemandekan” atau “kegagalan” terlalu vulgar untuk diutarakan. Pemerintah dan organisasi pendidikan di indonesia terlalu sibuk dengan sistem informasi manageman, analisis finansial, angka kelulusan dan data-data kuantitatif lainnya sehingga terpisah jauh dari jantung pendidikan itu sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir ini. Devaluasi standart kualitas pendidikan tidak hanya melanda organisasi pendidikan saja, tetapi telah merusak sistem pendidikan kita.
Bukti nyata dari gejala-gejala ketidakefektifan pendidikan di indonesia adalah banyaknya penggangguran di indonesia termasuk “produk-produk gagal” bertitle S1 meskipun hal ini tidak terlepas dari dampak krisis ekonomi dunia tapi setidaknya indikasi bahwa produk pendidikan kita belum siap berhadapan dengan kerasnya globalisasi dan persaingan didunia luar. Data statistik yang banyak dilansir media-media yang beredar memang menyebutkan bahwa tingkat penggangguran di indonesia telah mengalami penurunan, dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi indonesia yang semakin membaik. Tapi realita di lapangan masih menyisakan keprihatinan tersendiri. Bagaimana tidak, masih banyak pekerjaan yang tidak layak disebut pekerjaan seperti pemecah batu, penambang pasir hingga pekerja seks yang mengkomersilkan diri (mungkin hal semacam ini dimasukan oleh organisasi-organisasi yang melakukan survey sehingga data statistik pertumbuhan ekonomi kita mengalami peningkatan) meskipun variabel-variabel tersebut tidak dapat dipakai sebagai patokan utama penilaian keberhasilan atau kegagalan pendidikan di indonesia. Setidaknya saya selalu berpendapat bahwa kemiskinan itu identik dengan kebodohan. Dan jika masyarakat kita masih banyak yang hidup dalam kemiskinan, saya dengan mudah menyimpulkan bahwa pendidikan kita mengalami kegagalan. Yang jelas kualitas pendidikan kita akan selalu menjadi tanda tanya besar di masa yang akan datang.
Sistem pendidikan saat ini seperti lingkaran setan, jika ada yang mengatakan bahwa tidak perlu UN karena yang mengetahui karakteristik siswa di sekolah adalah guru, pernyataan tersebut betul sekali, namun pada kenyataannya di lapangan, sering kali saya lihat nilai raport yang dimanipulasi, jarang bahkan mungkin tidak ada guru yang tidak memanipulasi nilainya dengan berbagai macam alasan, kasihan siswanya, supaya terlihat guru tersebut berhasil dalam mengajar, karena tidak boleh ada nilai 4 atau 5 di raport dan lain sebagainya. Mengapa guru bersikap demikian, mengapa nilai siswa-siswa banyak yang belum tuntas, salahkah guru?? Jawabannya bisa ya bisa tidak, bisa ya karena mungkin guru tersebut tidak memiliki kompetensi mengajar yang memadai, bisa tidak, karena sistem pendidikan Indonesia mengharuskan siswa mempelajari bidang studi yang terlalu banyak. Rata-rata bidang studi yang harus mereka pelajari selama satu tahun pelajaran adalah 16 bidang studi, dengan materi untuk tiap bidang studi juga banyak, abstrak dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sistem pendidikan kita terlalu memaksa anak untuk dapat menguasai sekian banyak bidang studi dengan materi yang sedemikian abstrak, yang selanjutnya membuat anak merasa tertekan/stress yang dampaknya membuat mereka suka bolos, bosan sekolah, tawuran, mencontek, dan lain-lain. Yang pada akhirnya mereka tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik, nilai mereka kurang padahal sudah dilakukan remidi, dan supaya dianggap bisa mengajar atau karena tidak boleh ada nilai kurang atau karena kasihan beban pelajaran siswa terlalu banyak, kemudian guru melakukan manipulasi nilai raport. Nilai raport inilah yang kemudian dijadikan dasar untuk memperoleh beasiswa atau melanjutkan kuliah atau ikut PMDK dan lain sebagainya. Tahukah siswa akan kenyataan pahit ini? Lalu apakah UN solusi untuk melihat kemampuan siswa? Bukan, karena UN tidak adil, bahwa kemampuan siswa tidak dapat distandardisasi.
Beberapa tahun terakhir ini, beberapa teman mulai menerapkan home schooling pada anak-anak mereka, seorang teman melakukannya karena permintaan putranya yang berusia 14 tahun, karena si anak merasa sekolah membosankan, menghabiskan waktu dan tidak dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya, tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, oleh karenanya dia memutuskan untuk tidak bersekolah, dia lebih tertarik tenggelam dalam buku-buku bacaannya. Bersyukurlah si anak karena dia memiliki orang tua yang bisa mengerti bahwa sekolah bukan satu-satunya jalan untuk mencerdaskan anaknya. Menarik rasanya membaca tulisan Roem ini: "Tak kurang dua belas tahun waktu diselesaikan untuk bersekolah. Masa yang relatif panjang dan menjemukan, jika sekedar mengisinya dengan duduk, mencatat, sesekali bermain dan yang penting mendengarkan guru ceramah di depan meja kelas. Lewat sekolah orang bisa meraih jabatan sekaligus mendapat cemooh. Ringkasnya sekolah mampu mencetak manusia menjadi pejabat tapi juga penjahat. Masih pantaskah sekolah untuk mengakui peran tunggalnya dalam mencerdaskan seseorang".
Ternyata banyak pilihan yang bisa dilakukan oleh seorang siswa, terlepas apakah orang tua bisa mengerti ataupun tidak keinginan putra-putrinya. Tidak bersekolah memang keputusan yang sangat berat, berbagai macam keberatan akan muncul, bagaimana dengan diskusi, bagaimana dengan penyamaan persepsi terhadap suatu permasalahan, jika tidak bersekolah, bagaimana dapat menemukan lingkungan yang kondusif untuk belajar, atau yang lebih umum, karena bangsa kita adalah bangsa yang gila gengsi dan gelar, bagaimana dengan pekerjaan, jika tidak punya gelar. Puih inilah yang paling menjijikan, sekolah hanya untuk mencari gelar??
Jika memang tetap sekolah yang akan dijadikan satu-satunya alat untuk mencerdaskan seseorang, maka sistem pendidikan Indonesia harus diubah, tidak boleh memaksakan siswa, kurikulum disesuaikan dengan kompetensi dasar masing-masing siswa, bidang studi yang diajarkan tidak terlalu banyak dan materi untuk tiap bidang studi disesuaikan dengan perkembangan siswa. Ubo rampe yang lain seperti fasilitas pendidikan dan kesejahteraan guru mestinya ikut ditingkatkan. Subsidi pendidikan diperbesar, pungutan dan pemotongan dana dan lain-lain dihapuskan.
Bagi siswa yang berani mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan sekolahnya, yang menyadari bahwa UN bukan segala-galanya, yang menyadari bahwa belajar bisa dimana saja sesuai dengan keinginan, minat dan kebutuhannya, salut buat mereka, percayalah gelar bukan jaminan keberhasilan seseorang. Banyak sarjana menganggur, belum menyadari apa keinginan dan minat mereka, karena selama ini disadari atau tidak mereka telah dijadikan robot sistem pendidikan Indonesia.
B. Sistem Pendidikan di Amerika
Negara serikat atau federal yang dipilih Amerika Serikat  (AS) juga tercermin dari sistem pendidikannya yang menganut desentralisasi melalui negara-negara bagian (states).
Penanggung jawab utama semua urusan pendidikan adalah departemen pendidikan yang berkedudukan di Washington. Sedang urusan sehari-hari diserahkan penuh pada tiap negara bagian.
Mirip dengan di Indonesia, selain pemerintah, swasta dan organisasi keagamaan juga diperkenankan mendirikan sekolah-sekolah. Jenjang sekolah yang mereka dirikan bervariasi dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah swasta ini juga diperbolehkan menggunakan sistem pendidikan yang berbeda dengan yang digunakan negara bagian bersangkutan. Boarding school (sekolah asrama) adalah contoh jenis sekolah yang dibuka oleh swasta atau organisasi keagamaan.
Khusus mengenai pendidikan tinggi, pendidikan tinggi di AS dapat dibedakan menjadi College dan University. College umumnya –dengan beberapa perkecualian- lebih berfokus menyelenggarakan pendidikan program sarjana (undergraduate), sedangkan university menyelenggarakan baik sarjana (undergraduate) dan pasca sarjana (graduate). Di university istilah college menjadi mirip dengan fakultas. Sebagai contoh, di university akan kita temukan College of Engineering (Fakultas Teknik) atau College of Economics (Fakultas Ekonomi).
Meskipun demikian, college di university ini hanya mengurusi program sarjana (undergraduate). Jadi jika ada calon mahasiswa asal Indonesia ingin mendaftar program Master Teknik Pertambangan, dia mesti berhubungan dengan Graduate College (Program Pasca Sarjana). Graduate college ini kemudian akan meneruskan lamaran ke Department of Mining Engineering yang selanjutnya akan dikembalikan lagi ke Graduate College untuk diputuskan apakah calon mahasiswa itu diterima atau tidak.  Jika akhirnya diterima, mahasiswa tersebut akan terdaftar secara administratif di Graduate College dan secara akademis di Department of Mining Engineering.
Untuk program pasca sarjana, tidak semua universitas menawarkan program doktor. Beberapa diantaranya hanya menawarkan hingga jenjang master, terutama jika program itu ditujukan untuk mendidik lulusannya sebagai praktisi yang siap di dunia kerja. Program master ini juga ada 2 macam. Master terminal dan master berkelanjutan.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, master terminal adalah program untuk menyiapkan lulusannya sebagai praktisi. Setelah selesai pendidikan, dia diharapkan langsung balik ke dunia kerja. Sedang lulusan master berkelanjutan diperuntukkan bagi yang berkeinginan meneruskan pendidikannya ke jenjang doktor.
C. Sistem Pendidikan Indonesia VS Amerika
Dalam bidang pendidikan banyak pelajar dan mahasiswa Indonesia berhasil lulus dan kemudian menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, teknik, IT. Mereka kemudian menjadi penentu kebijakan publik, menggerakkan peraturan-peraturan dalam bidang ekonomi makro dan mikro, Menjadi profesor yang ahli dalam strategi kebijakan ekonomi. Para ahli lulusan Amerika itu menjadi elitis ditengah keterpurukan pendidikan yang melanda mayoritas penduduk negeri ini.
Ternyata sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. oleh karena itu masyarakat tidak mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian, bahkan oleh pemerintah lokal sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat untuk menentukan sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka. Mereka menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota dengan kota lain, antara satu state dengan state lain.
Amerika Serikat terdiri dari berbagai orang dari negara-negara lain didunia. makanya AS sering disebut sebagai Negri Imigran. Meskipun imigran tapi mereka diperlakukan sama. Demokrasi dan hak setiap individu dijunjung tinggi. Keberhasilan letaknya pada individu masing2 bukan pada sistemnya. Ketika di Newyork saya melihat banyak gelandangan berkeliaran dikota yang sangat padat, lebih padat dari jakarta. Lebih padat dari pusat pertokoan di kota Sukabumi. Dan orang miskin juga banyak, tetapi itu bukan lantaran mereka tidak diperhatikan pemerintah, tetapi karena mereka sendiri yang mau seperti itu, dan sebagiannya lagi karena sudah dirusak oleh obat-obat bius. Ternyata etnik yang tergolong kaya di AS adalah etnik kulit putih asli AS dan orang Asia, dan yang miskin kebanyakan orang kulit hitam, suku African American dan orang Hispanik (Amerika Latin). Kalo dari sisi agama, yang kaya adalah orang Yahudi dan Muslim. Ada sekitar 10% dari seluruh penduduk AS yang paling kaya. penghasilan pemerintah pusat atau federal adalah dari pajak penghasilan atau PPH (kalo tadi pemerintah lokal penghasilannya dari pajak proverty atau PBB). Dari keseluruhan pendapatan banyak 70%nya berasal dari 10% orang paling kaya di AS.
Tidak dipungkiri Pendidikan di Amerika jauh lebih baik dari Indonesia. Dalam segala segi ada ketergantungan kuat negara ini terhadap segala gertak amerika. Dari intervensi ekonomi, utang luar negeri, kebijakan makro ekonomi sampai pergerakan mata uang asing. Dari segi keamanan regionalpun Amerika masih banyak memberi tekanan khususnya Asia Tenggara.
Di Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itupun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah dibidang pendidikan.
Pada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali kebijakan ini pada tahun 1993. Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan, membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional. materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan akan ditambah Sejarah AS dan IPA.
Intervensi pemerintah pusat dalam pendidikan dilakukan karena melihat kualitas pendidikan anak-anak SMA sangat menurun. Angka Drop Out (tidak meneruskan sekolah) sebesar rata-rata 50%, dari 50% yang ikut Ujian nasional lulus 90%, dari yang lulus ini sebagian meneruskan kuliah dan sebagian lagi bekerja. Sebelum masuk perguruan tinggi atau bekerja mereka juga di tes, dan hanya 50% dari yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau bekerja. akibatnya banyak pengangguran atau bekerja ditempat yang dibayar murah, dan akibatnya angka kemiskinan makin meningkat, seterusnya pembayar pajak semakin sedikit dan pendapan negara semakin berkurang.
Kita melihat masih terlalu banyak problema dan ketidakpuasan diseputar persoalan pendidikan ini, tetapi sebagai bangsa yang besar dan sudah tua mereka sangat berpengalaman dalam memberikan respon yang cepat dan tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi. Karakter ini sudah menjadi budaya bangsa Amerika yang perlu kita pelajari untuk kita ambil manfaat.


   OLEH:
NUR LAILI MUFIDAH
       (IX-C/33)

Sabtu, 11 Februari 2012

MUKA BUMI DARI BENTUK PATAHAN DAN LIPATAN

muka bumi dari bentuk patahan dan lipatan

  Di antaranya sebagai berikut...
1) Pegunungan
    Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut. Contoh dua deretan
pegunungan di Indonesia, yaitu :
a) Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku,
Papua, dan Halmahera.

b) Sirkum Mediterania
- Busur dalam (vulkanis) yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solon, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan
Banda, dan berakhir di Pulau Ambon.
- Busur luar (non vuikariis), yang melalui P. Simelue, P. Nias, P. Bath, P. Mentawai, Enggano, tengge akibat lam disebelah selatan P. Jawa, Sawu Roti, Tifflor, Kep. Leti, Sermata, Kep. Barbar, Kep. Tanibar, Kep. Watubela, Kep. L2aut Seram, Manipa, Baru, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.


2) Dataran tinggi
    Dataran tinggi adalah daerah datar yang berada pada ketinggian di atas 700 m. Dataran mi bisa terbentuk dan daratan rendah yang mengalami pengangkatan dengan bentuk datar. Meskipun saat mi pada umumnya dataran
ffnggi sudah mengalami erosi, namun sisa-sisa erosi yang merupakan puncak-puncak tertinggi mempunyai ketinggian yang sama. Misalnya,
Dataran Tinggi Bandung di Jawa Barat, Dataran Tinggi Karo di Sumatera Utara, Dataran Tinggi Dekan di India, Dataran Tinggi Yura di Perancis, dan Dataran Tinggi Gayo di Aceh.

3) Plato atau plateau
    Bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relatif rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa
Tengah, dan Plato Madi di Kalimantan.

4) Depresi
    Depresi adalah bagian perrnukaan bumi yang mengalami penurunan. l3entuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat
disebut basin. Misalnya, Depresi Jawa Tengah dan Lembah Semangka.

5) Palung laut
    Palung laut adalah bagian luar burni yang terdapat di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Bentuknya memanjang dan sempit sebagat
akibat dan proses penenggelaman yang terus meneruS. Misalnya1 Palung Laut Mindanau dan Palung Laut Kai.

6) Lubuk laut
   Proses pembentukan lubuk laut sama dengan palung laut, hanya berbeda pada bentuknya saja, yaitu yang membulat dengan kedalaman juga lebih dan 5.000 meter. Misalnya, Lubuk Laut Sulu dan Lubuk Laut Banda.

7) Punggung laut
    Bentuk dart punggung laut dapat digambarkan seperti bukit di dasar laut. Sebagian dart punggung laut ada juga yang muncul di atas perrnukaan air laut. Misalnya, Punggung Laut Sibolga dan Punggung Laut Snehus.

8) Ambang laut
    Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang rnemisahkan dua laut dalarn. Misalnya, Ambang Laut Sulu dan Selat Gilbatar.

9) Shelf
    Shelf adalah bagian laut yang dalamnya kurang dari
200 meter. Misalnya, Shelf Laut Jawa dan Laut Arafuru.


NOVIA FARIDA N
IX-C (16)

PENYERBUKAN PADA TUMBUHAN BIJI

PENYERBUKAN PADA TUMBUHAN BIJI

Proses perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji di awali dengan peristiwa penyerbukan . Apakah artinya penyerbukan?
Penyerbukan atau persarian adalah peristiwa jatuhnya atau menempelnya serbuk sari di kepala putik. Serbuk sari ini dapat mencapai kepala putik biasanya dibantu oleh perantara penyerbukan yang disebut polinator/vektor.
  Penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh di kepala putik dan juga berdasarkan macam perantaranya. Berdasarkan asal serbuk sari, ada 3 macam perantaranya yaitu:
1.  Penyerbukan sendiri (autogami) ® Terjadi apabila serbuk sari jatuh di kepala putik pada bagian bunga itu sendiri. Penyerbukan ini tidak menghasilkan keturunan yang bervarisi.
2.  Penyebukan serumah (geitonogami) ® Terjadi apabila serbuk sari jatuh di kepala putik lain tetapi masih dalam satu individu.
3.  Penyerbukan sialng (allogami) ® Terjadi apabila sebuk sari jatuh di kepala putik bunga tanaman lain yang sejenis. Penyerbukan ini memungkinkan timbulnya variasi pada keturunan,akibat dari dua perpaduan sifat–sifat keturunan dari dua tumbuhan yang memiliki sifat beda namun masih satu jenis. Perhatikan gambar 7 ini.
                                                                          

Gb.7. Macam-macam penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari

Polinator/vektor penyerbukan dapat berupa angin, hewan, air, dan manusia. Berdasarkan macam perantara atau polinator/vektor tersebut, ada 4 macam penyerbukan yaitu :
1.  Penyerbukan oleh angin (anemofili).
Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya dibantu oleh angin adalah:
·       Serbuk sari yang di hasilkan sangat banyak, kecil, dan ringan.
·       Kepala sari besar dan tangkai sari panjang. Tangkai sari yang panjang mudah bergoyang jika tertiup angin sehingga banyak serbuk sari keluar.
·       Kepala putik berbulu dan terentang ke luar sehingga mudah menangkap serbuk sari yang melayang di udara.
·       Tidak mempunyai kelenjar madu.
·       Umumnya tidak bermahkota dan berwarna tidak menarik.
·       Contohnya adalah bunga tumbuhan kelapa, padi, tebu, jagung, rumput dan betula. 

Gb.8. Contoh tumbuhan yang penyerbukannya dengan perantara angin

2.  Penyerbukan oleh hewan (zoodiofili).
Hewan yang umumnya membantu penyerbukan adalah serangga, burung, kelalawar, dan siput.
a.    Penyerbukan dengan perantara serangga (entomofili)
Ciri-ciri bunga: Serbuk sari berlendir, agar mudah melekat di tubuh serangga. Memiliki mahkota bunga berwarna-warni untuk menarik perhatian serangga, berbau harum, dan memiliki kelenjar madu. Putik bunga tersembunyi dan berlendir. Dapatkah kalian menyebutkan contoh bunga yang beciri deperti ini?
Serangga polinator biasanya adalah kupu-kupu (Lepidoptera), lebah (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera), dan lalat (Diptera). Apabila serangga datang untuk menghisap madu maka serbuk sari akan menempel di tubuhnya. Lalu ketika serangga tersebut hinggap di bunga lain yang sejenis, maka terjadilah penyerbukan.

Gb.9. Serangga menghisap madu hingga serbuk sari menempel di tubuhnya.


Gb.10. Lebah madu dapat membantu penyerbuka bunga saat menghisap madu.

b.    Penyerbukan dengan perantara burung (ornitofili)
Contoh burung perantara penyerbukan adalah kutilang, cucakrawa, dan burung penghisap madu. Tumbuhan yang sering kali dikunjungi burung misalnya pohon dadap dan pohon randu hutan.  
Gb.11. Penyerbukan dengan bantuan burung.

c.    Penyerbukan dengan perantara kelalawar dan atau kalong (Kiropterofili)
Kelalawar dan atau kalong dapat pula menjadi perantara penyerbukan, terutama untuk pohon yang bunganya mekar pada sore atau malam hari, contohnya tanaman durian. 

Gb.12. Penyerbukan dengan bantuan kelalawar.

d.    Penyerbukan dengan perantara siput (malakofili)
Siput dapat menjadi perantara penyerbukan pada bunga yang memiliki putik dan kotak sari yang posisinya hampir atau sama tinggi, seperti pada bunga Rohdae japonica (liliaceae) dan Araceae. Siput akan merambat pada permuakaan bunga, membawa serta serbuk sari yang menempeldi kakinya yang berlendir menuju putik.

Gb.13. Penyerbukan dengan bantuan siput.

3.  Penyerbukan oleh air (hirofili)
Penyerbukan dengan cara ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup terendam dalam air, baik air tawar maupun air laut.
Contohnya tumbuhan hydrilla verticillata yang hidup dia air tawar.

4.  Penyerbukan oleh manusia (anthrofili)

Penyerbukan ini dilakukan oleh manusia karena tidak ada pengantar serbuk sari ke kepala putik. Misalnya pada tanaman salak dan vanili. Hal ini disebabkan alat kelamin bunga tumbuhan tersebut letaknya terpisah, ada bunga jantan saja dan ada bunga betina saja. Bunga jantan yang penuh serbuk sari di petik, kemudian di tempelkan di dekat bunga betina yang sudah masak, sehingga terjadi penyerbukan. Lihat gambar 14. Selain itu, vanili bukan tanaman asli Indonesia, karena itu di Indonesia penyerbukan vanili dibantu oleh manusia.

Gb.14. Penyerbukan tanaman vanili yang di bantu manusia.



 
Fina Fairus
IX-C (06)

Kamis, 09 Februari 2012

MOTIVASI BELAJAR !

Idealnya kita sendiri bisa memproduksi motivasi untuk diri sendiri, namun tak jarang seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup termasuk dalam urusan belajar. Jika motivasi belajar Anda sering melorot maka Ada baiknya Anda mencari motivator untuk membantu Anda agar tetap termotivasi. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pasti bisa melakukan hal ini, termasuk juga mencari komunitas dimana anda bisa bergabung, komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

Selain itu belajar untuk bisa memotivasi diri sendiri tentu akan membuat Anda seperti punya motivator dimanapun Anda berada, ya diri sendiri itu. Mungkin tidak banyak orang lain yang selalu bersedia memotivasi Anda, lalu siapa lagi yang akan melakukannya selain Anda sendiri? Jika memang belum bisa maka saatnya untuk Cari Motivator Untuk Tingkatkan Motivasi Belajar
OLEH : HILMI NASHUHA 

KELAS : 9C

Rabu, 08 Februari 2012

Pendidikan di Papua Perlu Perhatian Khusus

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, pelayan pendidikan dan akses pendidikan di Papua memang masih belum maksimal. Oleh karena itu, Kemdikbud terus memberikan perhatian khusus dan jaminan untuk pengembangan pelayanan pendidikan di Papua.

Terkait pengembangan pendidikan di wilayah tersebut, Musliar menjelaskan, salah satu upaya yang akan ditempuh adalah membangun sekolah-sekolah baru di daerah strategis. Hal itu dilakukan selain untuk mempermudah akses pendidikan bagi masyarakat Papua tetapi juga guna menyiasati tantangan utamanya, yaitu letak geografis.

Untuk mendekatkan pendidikan kepada masyarakat Papua dan memecahkan kendala jarak antara anak didik dan sekolah, Kemdikbud juga berencana mengembangkan sistem sekolah berasrama pada sekolah-sekolah di Papua.

Selain itu, Musliar juga mengatakan, yang menjadi tantangan lain ketika hendak membangun pendidikan Papua adalah terbatasnya jumlah tenaga pendidik, belum lagi saat ini banyak guru di Papua yang lebih memilih mengajar di kota ketimbang terus mengabdi di pedalaman Papua.

"Oleh karena itu, saya pikir Papua membutuhkan terobosan khusus, di antaranya mendekatkan akses pendidikan dengan anak didik. Akan kami pastikan, setiap anak di Papua bisa bersekolah," kata Musliar, saat dihubungi media, Kamis (17/11), di Jakarta.
Ada lima faktor yang perlu menjadi perhatikan dan dilaksanakan dengan dukungan data yang akurat,perencanaan yang baik,pelaksanaan tanpa famrih serta evaluasi dan monitoring yang baik yaitu :

Pertama siswa "siswa sebelum masuk TK/SD (0-4 Tahun)"

Artinya anak selama masih berada dilingkungan keluarga sangat dibutuhkan pengasuhan terutama gizi (tidak terlepas dari ekonomi) dan simulasi pendidikan sesuai tahapan perkembangan anak atau pendidikan anak usia dini (PAUD). Ini dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok bermain,taman Penitian Anak dan PAUD sejenisnya seperti Pos yandu,sekolah minggu,dan lain-lain. Bisa juga melalui sosialisasi tentang PAUD kepada para orang tua sehingga sejak anak itu masih berada di lingkungan keluarga anak tersebut sudah bisa mendapat pendidikan PAUD oleh orang tua. Karena anak usia 0-4 tahun ini adalah masa emas bagi anak dalam membentuk kecerdasan dan karakter anak. Bahkan menurut penelitian Neurologi anak usia 0-6 tahun separuh kecerdasan anak 80% akan terbentuk pada usia dini.

Kedua adalah Guru/Tenaga Pendidik dan Kependidikan Formal dan Nonformal.

Masalah guru sangat pital dalam dunia pendidikan.Andai sebuah sekolah memiliki fasilitas sekolah ,lab biologi,komputer,bahasa inggris,kimia, perpustakaan, gedung sekolah mewah, guru lengkap dengan kualifikasi pendidikan Sarjana (S1) Pendidikan misalnya tetapi kompetensi masih di bawah standar apa mutu pendidikan akan terjamin?Apalagi guru dengan kualifikasi sarjana (S1) bukan pendidikan (sosial) yang justru belakangan ini mendominasi semua satuan pendidikan mulai dari TK s.d SMU yang ada di Papua. Apalagi guru yang di angkat PNS dengan ijasah palsu pada hal SMP saja belum lulus, ini perlu diperhatikan dan mau kemana pendidikan kita di Papua ini. Hal-hal seperti ini perlu menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Daerah dan perlu ada terobosan baru untuk mengatasi masalah guru baik kompetensi dan kesejahteraannya.

Ketiga adalah Fasilitas sekolah.

Fasilitas juga perlu. Tapi fasilitas apa dulu?
Gedung sekolah, buku pelajaran sesuai kurikulum, alat-alat pembelajaran seperti papan tulis,kapur tulis, kursi dan meja belajar harus jelas dulu. Untuk konteks papua yang perlu diperhatikan adalah kompetensi guru, jika guru itu profesional dan memiliki kompetensi misalnya profesional dalam bidang biologi, di papua tidak susah untuk bahan bahan yang langsung digunakan praktek di alam tidak perlu teori-teori di kelas yang mewah, atau matematikan/fisika semua bahan pembelajaran ada dan tersedia di alam papua,sekarang pertanyaannya apa guru bisa memanfaatkan itu dalam proses belajar mengajar dengan anak-anak papua atau tidak

 ACHMAD AFFAN ASYQALANY
IXC-35







Senin, 06 Februari 2012

KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA

AHMAD SYAHRUL ARIFIN
IX C-01
 
   Bulan Mei selalu identik dengan Pendidikan. Hal ini dikarenakan setiap tanggal 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Indonesia. Meski diperingati setiap tahunnya, tidak semua pihak menyadari kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia, Abdul Malik Fadjar (Mendiknas tahun 2001) mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah yang terburuk di kawasan Asia. Hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia, yaitu dari 12 negara yang disurvei oleh lembaga yang berkantor pusat di Hongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia. Sedangkan Indonesia menduduki urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Selain itu ada beberapa permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu: rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan.


   Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kualitas guru dan pengajar yang rendah ini juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Misalnya saja pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.

Kesempatan memperoleh pendidikan pun masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
Masalah ketidakmerataan pendidikan juga dikarenakan mahalnya biaya pendidikan. Kalimat “Pendidikan bermutu itu mahal”, sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat tidak mampu tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.
Lalu bagaimana dengan pendidikan non-formal seperti kursus, seminar, dan training untuk mengembangkan soft skill atau keterampilan yang tidak diajarkan di sekolah? Di Indonesia sendiri sebenarnya banyak tempat-tempat kursus yang menawarkan pendidikan tambahan di luar sekolah. Namun bagaimanapun juga, pemilihan tempat kursus yang sesuai untuk anak harus dilakukan secara tepat.
   Ikut kursus sering kali dinilai mahal dan apa yang didapatkan sama saja dengan di sekolah. Hal ini diperkuat dengan banyaknya guru yang mengajar di tempat kursus merupakan guru yang sama yang juga mengajar di sekolah. Sehingga mutu atau kualitas guru kursus pun masih sering dipertanyakan oleh orang tua.
Namun masalah ini tidak akan Anda temui di IkuZo! Japanese and Manga Center. Untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama pendidikan bahasa asing yaitu Jepang dan menggambar manga, IkuZo! menjanjikan mutu dan kualitas pendidikan yang baik dengan harga terjangkau. IkuZo! memiliki sarana fisik belajar dan mengajar yang lengkap. Kualitas guru standar lulusan Jepang dan memiliki prestasi dan pengalaman di bidang pendidikan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi anak-anak Indonesia agar memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan bakat dan berprestasi.

OBAT MALAS


HIDAYATUS SHOLIKA
IXC/07

Hy guys....., {:D} kalian punya penyakit malas ???? mau tau obat nya ???? anda beruntung telah membuka blog ini karena disinilah kamu bisa mengetahui obat malas itu.
Agar kemalasan dapat hilang dari diri kamu ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan,diantaranya adalah : .

 1. Intropeksi dan berkeinginan kuat untuk berubah.
 "...Harus ada introspeksi dan berniat untuk berubah, karena ketika seseorang mempunyai niat dan keinginan yang kuat maka ia akan menemukan cara dan jalan keluar dari setiap masalah..."

 2. Bangkit, bergerak dan cari Motifasi tuk terus bangkit.
 Di bawah ini ada beberapa opsi untuk mengisi hari-hari malasmu:
a. Menonton acara TV yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi seperti Kick Andy, Mario Teguh, ESQ dan lain-lain.
b. Mengunjungi kawan dan saudara (silaturahmi), selain menjalin persaudaraan, kita juga mendapat pahala dan karunia berupa umur panjang dan rizki yang luas. Kita juga dapat mengendurkan otot yang sedang tegang dengan saling bercanda ria dan bertukar cerita.
c. Rekreasi, mungkin kegiatan yang penuh kadang membuat kita jenuh. Rekreasi dapat menjadi selingan dari sekian kegiatan kita yang padat. Berkunjung ke taman dan kebun bisa jadi pilihan yang baik dan ekonomis, selain harganya murah, rekreasi ini bisa mencerahkan pikiran dan menyehatkan mata.
d. Membaca buku yang memotivasi untuk dapat bangkit dan bergerak kembali, seperti 7 Habits, buku para Trainer. Bagi para pelajar pencari ilmu ada beberapa buku yang dapat dijadikan bahan bacaan

 3. Ciptakan tujuan dan target hidup.
 Tujuan dan target ibarat peta, tanpanya perjalanan hidup akan terasa hampa dan tak terarah. Sudah seyogyanya bagi seorang yang ingin bangkit dari kemalasan untuk membuat tujuan dan target dalam hidupnya, kalaupun sudah ada ia dapat mengeceknya kembali serta menganalisis kelemahan apa saja yang ia miliki dalam (awakness).

 4. Benahi hati. 
 Pusat penyakit malas adalah hati. Semua akan dapat diselesaikan dengan menyembuhkan hati. Para Ulama memberikan lima alternatif untuk membenahi hati yang sedang eror; membaca Al Qur’an dengan penuh penghayatan, mendirikan shalat malam, perbanyak zikir, berkumpul dengan orang shaleh dan berpuasa.

 5. Bentuk komunitas yang baik.
 Dari komunitas yang baik pula kita akan dapat mengembangkan kemampuan yang lainya. Kenali diri, gali potensi, raih prestasi. Kiranya trilogi ini yang sering didengungkan para sahabatku untuk terus berpacu dan berjuang. Masih banyak potensi yang terpendam dalam diri kita, sudah saatnya kita mengeksploitasi sumber daya itu.

 6. Ciptakan kegiatan baru 
 ....Tidur-tiduran, menonton film yang kurang bermanfaat, ngerumpi, berleha-leha dan menunda-nunda adalah sebagian aktivitas yang harus menjadi black list..."

 7. Perbanyak doa.
 Rasulullah SAW pernah memohon dijauhi dari beberapa perkara; kesulitan, kesedihan, lemah, malas, penakut, pelit, banyak hutang, dan tertindas. Tak ada sesuatu yang dijauhi Rasul kecuali memang ia memiliki dampak negative yang luar biasa. Salah satu permhonan Rasul di atas adalah dijauhi dari penyakit malas.


"...Malas adalah salah satu penyakit dalam yang berbahaya karena menyerang hati, pusat seluruh organ kita..." 


 


HAKIKAT PENDIDIKAN

Apa sih hakikat pendidikan? Apakah tujuan yang hendak dicapai oleh institusi pendidikan?

Agak miris lihat kondisi saat ini. Institusi pendidikan tidak ubahnya seperi pencetak mesin ijazah. Agar laku, sebagian memberikan iming-iming : lulus cepat, status disetarakan, dapat ijazah, absen longgar, dsb. Apa yang bisa diharapkan dari pendidikan kering idealisme seperti itu. Ki hajar dewantoro mungkin bakal menangis lihat kondisi pendidikan saat ini. Bukan lagi bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa (seperti yang masih tertulis di UUD 43, bah!), tapi lebih mirip mesin usang yang mengeluarkan produk yang sulit diandalkan kualitasnya.

Pendidikan lebih diarahkan pada menyiapkan tenaga kerja "buruh" saat ini. Bukan lagi pemikir-pemikir handal yang siap menganalisa kondisi. Karena pola pikir "buruh" lah, segala macam hapalan dijejalkan kepada anak murid. Dan semuanya hanya demi satu kata : IJAZAH! ya, ijazah, ijazah, ijazah yang diperlukan untuk mencari pekerjaan. Sangat minim idealisme untuk mengubah kondisi bangsa yang morat-marit ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim pula dalam mengajarkan moral.

Apa sebaiknya hakikat pendidikan? saya setuju dengan kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi, ini masih harus diterjemahkan lagi dalam tataran strategis/taktis. kata mencerdsakan kehidupan bangsa mempunyai 3 komponen arti yang sangat penting : (1) cerdas (2) hidup (3) bangsa.

(1) tentang cerdas
Cerdas itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan real. Cerdas bukan berarti hapal seluruh mata pelajaran, tapi kemudian terbengong-bengong saat harus menciptakan solusi bagi kehidupan nyata. Cerdas bermakna kreatif dan inovatif. Cerdas berarti siap mengaplikasikan ilmunya.

(2) tentang hidup
Hidup itu adalah rahmat yang diberikan oleh Allah sekaligus ujian dari-Nya. Hidup itu memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan melakukan hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Patut dijadikan catatan, bahwa jasad yang hidup belum tentu memiliki ruh yang hidup. Bisa jadi, seseorang masih hidup tapi nurani kehidupannya sudah mati saat dengan snatainya dia menganiaya orang lain, melakukan tindak korupsi, bahkan saat dia membuang sampah sembarangan. Filosofi hidup ini sangat sarat akan makna individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan seorang manusia, memberikannya makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral dan tujuan hidup.

(3) tentang bangsa
Manusia selain sesosok individu, dia juga adalah makhluk sosial. Dia adalah komponen penting dari suatu organisme masyarakat. Sosok individu yang agung, tapi tidak mau menyumbangkan apa-apa apa-apa bagi masyarakatnya, bukanlah yang diajarkan agama maupun pendidikan. Setiap individu punya kewajiban untuk menyebarkan pengetahuannya kepada masyarakat, berusaha meningkatkan derajat kemuliaan masyarakat sekitarnya, dan juga berperan aktif dalam dinamika masyarakat. Siapakah masyarakat yang dimaksud disini? Saya setuju bahwa masyarakat yang dimaksud adalah identitas bangsa yang menjadi ciri suatu masyarakat. Era globalisasi memang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan, karena segala sesuatunya terasa dekat. Saat terjadi perang Irak misalnya, seakan-akan kita bisa melihat Irak di dalam rumah. Tapi masalahnya, apakah kita mampu berperan aktif secara nyata untuk Irak (selain dengan doa ataupun aksi)? Peran aktif kita dituntut untuk masyarakat sekitar...dan siapakah masyarakat sekitar? tidak lain adalah individu sebangsa.

inilah sekelumit tulisan yang saya jadikan pokok pemikiran buat apa itu hakikat pendidikan sebenarnya.




WIDI  ABDUL QODIR DANU K
IXC/19